KLIMAKTERIUM
Klimakterium adalah suatu istilah yang lebih tua,
lebih umum, tetapi kurang akurat, yang menunjukkan suatu masa dimana seseorang
perempuan lewat dari masa reproduksi ke transisi menopause hingga tahun-tahun
pascamenopause, terjadi pada umur rata-rata 45-65 tahun.
Perimenopause adalah suatu masa peralihan menopause
yang terjadi beberapa tahun sebelum monopause, yang meliputi perubahan dari
siklus-siklus ovulatorik menjadi anovulatorik, dengan tanda ketidakteraturan
siklus haid. Berlawanan dengan kepercayaan dimasa lalu, ternyata kadar
estradiol tidak turun secara bertahap pada tahun-tahun sebelum menopause,
tetapi tetap berada pada kisaran normal, meskipun sedikit meningkat hingga
sekitar 1 tahun sebelum pertumbuhan dan perkembangan folikel berhenti.
Pramenopause adalah suatu masa menjelang menopause
yang terjadi pada umur rata-rata 40-50 tahun. Ketika perempuan mencapai umur
40an, anovulasi menjadi lebih menonjol, panjang siklus haid meningkat. Durasi
fase folikuler adalah penentu utama panjang siklus. Perubahan siklus haid
sebelum menopause ditandai oleh peningkatan kadar hormon penstimulasi folikel
(FSH) dan penurunan kadar inhibin, tetapi dengan kadar hormon penstimulasi
folikel (FSH) dan penurunan kadar inhibin, tetapi dengan kadar hormon
luteinisasi (LH) yang normal dan kadar estradiol yang sedikit meninggi.
MENOPAUSE
Segera sesudah menopause tidak ada folikel ovarium yang tersisa. Terjadi peningkatan FSH 10-20 kali lipat dan peningkatan LH sekitar 3 kali lipat dan kadar maksimal di capai 1-3 tahun pascamenopause, selanjutnya terjadi penurunan yang bertahap, walaupun sedikit pada kedua gonadotropin tersebut. Peningkatan kadar FSH dan LH pada saat kehidupan merupakan bukti pasti terjadinya kegagalan ovarium. Segera sesudah menopause ovarium menyekresi terutama androstenedion dan testosteron. Kadar androstenedion yang disirkulasi adalah satu-setengah kali sebelum menopause. Androstenedion pascamenopause sebagian besar berasal dari kelenjar adrenal, sebagian kecil dari ovarium. Produksi testosteron turun sekitar 25% pascamenopause, progen tetap bermakna terutama karena konversi ekstraglandular dari androstenedion dan testosteron menjadi esterogen.
Gejala
Gejala-gejala yang sering di jumpai berhubungan
dengan penurunan folikel ovarium, dan kemudian kehilangan esterogen
pascamenopause adalah sebagai berikut:
·
Gangguan pola haid
·
Hot flushes beberapa derajat dan berkeringat
·
Atrofi genitourinaria menyebabkan
berbagai gejala yang mempengaruhi kualitas hidup.
·
Gangguan psikiatrik
·
Stabilitas emosional selama
perimenopause dapat diganggu oleh pola tidur yang buruk
·
Kognisi dan penyakit Alzheimer
·
Penyakit jantung koroner
OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah masalah tulang yang paling menonjol,
berkurangnya massa tulang dengan rasio mineral terhadap matriks yang normal,
menyebabkan peningkatan kejadian fraktur, dan kejadiannya 4 kali lebih banyak
pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Banyak faktor yang berpengaruh
terhadap osteoporosis antara lain:
·
Faktor patofisiologik: umur, ras,
kekurangan estrogen, berat badan, dan berbagai penyakit.
·
Faktor lingkungan:
¾ Diet:
rendah kalsium, rendah vitamin D, kelebihan kafein tetapi rendah kalsium,
kelebihan alkohol.
¾ Obat-obatan:
Heparin, antikonvulsan, tiroksin, kortikosteroid.
¾ Gaya
hidup: merokok, kurang bergerak.
Kerangka tulang terdiri dari dua macam. Tulang
kortikal (tulang rangka perifer)bertanggung jawab pada 80% dari seluruh tulang,
sedangkan tulang trabekuler (tulang rangka aksial). Kolumna vertabralis,
panggul, femur proksimal (membentuk suatu stuktur sarang tawon yang dipenuhi
oleh sumsum tulang dan lemak, sehingga mengakibatkan luas permukaan yang lebih
besar tiap kesatuan).
Risiko fraktur akibat osteoporosis akan tergantung
pada massa tulang saat menopause dan kecepatan hilangnya tulang pascamenopause.
Setelah menopause kehilangan massa tulang trabekuler serta kehilangan massa
tulang total 1-15% pertahun. Percepatan kehilangan ini berlangsung menurun
selama 5 tahun, tetapi tetap berlanjut sesuai dengan penuaan. Selama 20 tahun
pertama setelah menopause reduksi tulang trabekuler 50% dan reduksi tulang
kortikal 30%.
Tanda dan gejala osteoporosis pascamenopause
meliputi nyeri punggung, penurunan tinggi badan dan mobilitas, faktur pada
korpus vertebra, humerus, femur atas, lengan atas sebelah distal, dan iga.
Nyeri punggung adalah gejala klinis mayor dari fraktur-fraktur kompresi
vertebra, nyeri pada fraktur bersifat akut, dan kemudian mereda setelah 2-3
bulan. Namun, berlanjut sebagai nyeri punggung kronis, karena meningkatnya
lordosis lumbal. Nyeri mereda dalam waktu 6 bulan, kecuali bila ada fraktur
multipel yang menyebabkan nyeri permanen.
SUMBER :
Prawirohardjo,Sarwono,2013.Ilmu
Kandungan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
0 komentar :
Posting Komentar